Institut Seni Budaya Indonesia Aceh program studi seni teater menggelar pertunjukan teater yang berjudul Kura-Kura dan Bekicot karya Eugene Ionesco. Pertunjukan yang disutradarai oleh Susandro,M.Sn (dosen prodi seni teater) ini merupakan pertunjukan tugas akhir minat pemeranan yang di lakoni oleh mahasiswa teruji Putra Akhiar dan Aiga Delila yang memilih minat konsentrasi pemeranan, keduanya merupakan mahasiswa program studi seni teater di ISBI ACEH. Pertunjukan ini berlansung pada Rabu, 23 Desember 2020 pukul 16.00 WIB di Aula InstitutSeni Budaya Indonesia Aceh Jantho Aceh Besar.
Pada pertunjukan kali ini pemanggungan naskah Kura-kura Bekicot menggunakan metode pemeranan Bertolt Brecht. Yaitu menggunakan konsep (V-effect) effek alinasi, yang bermaksud memisahkan penonton dari peristiwa panggung sehingga mereka dapat melihat panggung dengan kritis. Dengan demikian V-effect merupakan metode di mana pemeran secara sadar menghadirkan emosi dalam bentuk akting, serta menyeret penonton masuk ke ruang spekulasi pemain, lalu memberi kesan pernyataan serta pesan motivasi ke dalam pikiran penonton dalam bentuk solusi untuk menyadarkan penonton bahwa yang ditontonnya bukanlah cerita sesungguhnya, melainkan hanya berupa sandiwara, suatu peristiwa hasil rekayasa yang sengaja dikonstruksi.
Dikutip dari Putra Akhiar (salah satu pemain) “pertunjukan ini telah berproses latihannya dari tahap awal sampai pertunjukan selama empat bulan, dari Semptember hingga Desember”. “Dua bulan pertama kami latihan di dua lokasi yaitu di Banda Aceh, di Taman Budaya dan Jantho, kondisi dikarenakan satu aktor domisili Banda dan satu lagi Aiga domisili di Jantho” tambahnya.
Proses selama empat bulan ini juga cukup menentang karena kondisi saat ini sedang ada virus Corona-19, jadi ada kebijakan PSBB dan tidak boleh ada kerumunan. Dan ketika pertunjukan berlansung semua dijalankan dengan mengikuti prtokol kesehatan sesuai yang disarankan oleh pemerintah.
Drama berjudul Kura-kura dan Bekicot karya Eugene Ionesco ditulis pada tahun 1962. Drama ini memaparkan dunia yang semakin kacau akibat peperangan. Naskah lakon Kura kura dan Bekicot menceritakan tokoh laki-laki dan perempuan yang sudah lama hidup bersama dalam satu rumah tanpa ikatan yang sah, tempat tinggal mereka berada di tempat yang sedang mengalami perperangan, setiap hari mereka mendengar suara bom, tembakan dan orang yang menjerit ketakutan. Dalam situasi perang mereka berselisih paham antara dua tokoh, mulai dari hal terkecil, yakni mepermasalahkan kura kura dan bekicot adalah hewan yang sama, sedangkan yang satunya mengatakan tidak sama. Kedua tokoh ini tidak pernah akur dan tidak ada yang mau mengalah, bahkan sampai masalah serdadu yang mondar-mandir menjadi perdebatan antara kedua tokoh itu. Ketika perang sudah usai, lelaki dan perempuan ini membicarakan siapa yang kalah dan siapa yang menang tidak ada penyelesaian atas perdebatan kedua tokoh yang digambarkan.