KOTA JANTHO, isbiaceh.ac.id – Dalam rangka Kongres Peradaban Aceh (KPA)ke-2, Wali Nanggroe Aceh, Teungku Malik Mahmud Al Haytar menerbitkan “Sarakata” yang dibacakan sendiri pada penutupan kongres di Kampus ISBI Aceh, Jantho, Aceh Besar, Selasa (7/5/2024).
Berikut isi lengkap Sarakata atau titah Wali Nanggroe yang ditujukan kepada masyarakat Aceh yang ada di Aceh maupun luar Aceh, Pemerintah dan para pemangku kepentingan.
Sarakata Wali Naggroe Aceh
Bismillahirrahmannirrahim
Sempena berlangsungnya Kongres Peradaban Aceh II tahun 2024 di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Jantho, Aceh Besar, 6-8 Mei 2024.
Dengan memohon rida Allah Swr., saya Tengku Malik Mahmud Al-Haythar, Wali Nanggroe Aceh, menerbitkan SARAKATA.
Dititahkan kepada segenap rakyat Aceh yang berada di Aceh maupun di perantauan dan para pemangku kepentingan, pemerintah, swasta, serta seluruh elemen masyarakat, dengan butir-butir sebagai berikut:
1. Pelihara, majukan, dan promosikan budaya, tradisi, dan adat istiadat Aceh sebagai bagian dari peradaban dan identitas Aceh.
2. Lakukan pendokumentasian dan pengarsipan seni budaya dalam bentuk tertulis, video, suara, gambar, barang cetakan, dan animasi dengan menggunakan kecerdasan teknologi sehingga mudah diakses oleh publik.
3. Hormati dan jaga nilai-nilai islami yang menjadi landasan moral dan spiritual masyarakat Aceh.
4. Dorong kreativitas dan inovasi perkembangan seni, budaya, dan pengetahuan lokal melalui dukungan anggaran dalam berbagai bidang dan tingkat.
5. Bangun solidaritas dan kesejahteraan masyarakat dengan menggalang kesatuan dan kerja sama antarwarga Aceh untuk membangun kesejahteraan bersama dan mengatasi berbagai tantangan sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
6. Pastikan pengakuan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia, keadilan, dan kebebasan berpendapat dalam konteks pemajuan budaya dan tradisi Aceh.
7. Tingkatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan teknologi berbasis kebudayaan dalam rangka menciptakan masyarakat yang terdidik dan terampil.
Titah ini merupakan arahan dan landasan bagi masyarakat dan berbagai pihak untuk memajukan peradaban dan keberlanjutan budaya Aceh secara menyeluruh.
Jantho, Aceh Besar, 7 Mei 2024
Tengku Malik Mahmud Al-Haythar. (*)