Fungsi Tari :
Hiburan/
Tontonan Rakyat, penyambutan tamu dan
upacara-upacara adat
Jumlah Penari : Kelompok
(10-16
orang)
Jumlah penari termasuk penari tokoh dan group
Lokasi
Pesisir pantai, Kabupaten Aceh Tamiang
Tahun
–
Pencipta
Anonim
Unsur Penyajian Tari
Penari : Ditarikan oleh penari laki-laki
Musik : Alat musik terdiri dari atu atau dua buah biola. Dua atau tiga gendang, dua buah telempong dan satu canang.
Kostum : Baju tangan panjang potongan teluk belanga khas tamiang dengan leher tegak, warna cerah biasanya kuning, merah jambu, hijau dan lain – lain. Biasanya diadakan 2 corak pakaian berpasangan. Celana warna sama dengan baju dengan sulaman benang emas di kakinya. Di atas celana dipakai songket model belahan kebelakang. Selempang di bahu menyilang ke pinggang dala warna kontras dengan baju
Properti : –
Pentas : Arena
Dilakukan halaman atau ruang terbuka
Ket : –
Deskripsi Singkat Tari
Sebagai salah satu seni tari yang memadu gaya, irama dan makna, Ula-ula Lembing tumbuh mekar di daerah pesisir didalam lingkungan kerajaan Bendahara yang masa kejayaannya diawali menjelang abad ke (XII) M. ketika itu Islam telah berkembang di Daerah ini, yang dapat diungkapkan dan dipergunakannya cap kerajaan Beraksara Arab-berbahasa Melayu dengan sanat tahun 531 H. Sesuai dengan pertumbuhan kebudayaan di Indonesia pada umumnya melalui periode-periode pengaruh kebudayaan dan aliran kepercayaan yang pernah menjelajahi dan menyusupi persada tanah air.
Demikian pula di daerah Tamiang yang tidak luput dari datang dan masuknya pengaruh kebudayaan dan aliran kepercayaan pada masa itu, turut memberi corak dan bentuk dalam pertumbuhan kebudayaan umumnya, kesenian dan tarian khususnya : melalui gaya dan irama nada yang mempengaruhi masyarakat. Sebanding melalui perkembangan dan perluasan pengaruh jiwa dan keyakinan ajaran Islam dikalangan rakyat, maka pengaruh Islam turut menjiwai kebudayaan masyarakat baik yang bersifat adat / resam maupun kesenian.
Pengisian syariat Islam dalam budaya dan seni khususnya terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan nafas ajaran Islam, diterapkan melalui istilah “Sumbang”. Dengan demikian jelaslah bahwa penilaian moral, semangat dan jiwa unsure kebudayaan dan jiwa kesenian khususnya tidak terlepas dan ketentuan nilai hokum menurut syariat Islam. Dengan demikian tarian Ula-ula Lembing dalam keserasian bentuk dan watak, tidak akan menjadi medium perangsang perluapan keberahian, maupun sebagai kefatalan kayalan asmara. (kutipan dari skripsi selayang panjang prospek sosial budaya Kabupaten Aceh Timur tahun 1972).
Tarian Ula-ula Lembing ini menggambarkan kisah seorang pemuda berkelana, merambah rintangan, mencari putri menuju kalbu, idaman hati pujaan rindu pelarai damba. Dalam usaha mencari idaman hatinya pemuda merantau melalui sungai (waktu itu sungai adalah sarana hubungan vital) menghadapi bermacam rintangan dan hambatan ; di gambarkan dalam gerak tari mengayuh, menunda, meniti buih, merambas belukar mengatasi segala rintang an, akhirnya setelah melalui berbagai rintangan, pujjaan hati menuju kalbu bersua juga. Sesuia dengan sifat wanita jinak– jinak merpati tidak lekas menyerah, digambarkan dalam gerak tari atau adegan berkejar – kejar dalam babak pukuh – puku pangke. Akhirnya setelah putri dapat disudahi dengan gerak tabor beras suatu adat disetiap pertemuan.
Unsur Pendukung
- Pemain
Tari ula – ula Lembing dimainkan oleh minimal 10 dan biasanya 16 penari termasuk seorang diantaranya selaku pemuda.
- Kostum
Baju tangan panjang potongan teluk belanga khas tamiang dengan leher tegak, warna cerah biasanya kuning, merah jambu, hijau dan lain – lain. Biasanya diadakan 2 corak pakaian berpasangan. Celana warna sama dengan baju dengan sulaman benang emas di kakinya. Di atas celana dipakai songket model belahan kebelakang. Selempang di bahu menyilang ke pinggang dala warna kontras dengan baju.
- Musik pengiring
Tari ula – ula Lembing diiringi dengan instrument musik yang terdiri dari satu atau dua buah biola. Dua atau tiga gendang, dua buah telempong dan satu canang.
Unsur Penyajian
Penyajian tari ula – ula Lembing di bagi dalam 5 babak, antara babak ada pergantian gerakan, komposisi serta lagu.
- Patam – patam ( slam pembuka)
Tari ula – ula Lembing dibuka dengan salam penghormatan kepada tamu dengan komposisi : Berbanjar dua baris,
Musik : patam – patam (2x)
Gerak : ula nyala
Radat : (setelah musik 2x ) assalamu’alaikum kami ucapkan, kepada hadirin yang kami muliakan.
Bersama : idem
Radat : kami angkat sepuluh jari, menyusun sembah syukur dan puji pade Tuhan Ilahi Rabbi, Bapak ibu mulie bestari.
Bersama : assalamu’alaikum …
Ref : (pengalihan babak ) ; hanya musik pengiring. Bait akhir lagu ula – ula Lembing.
Komposisi : melingkar (bulat )
Gerak : silat terlak
Musik : patam – patam ( 2x dilanjutkan ) .
Gerak : ula nyala
Musik : ula – ula Lembing ( 2x )
Gerak : enjut kedidi
Musik : patam – patam ( 2x )
Gerak : kuncup kembang
Musik : ula – ula Lembing ( 2x )
Bersama : ula –ula Lembing tetedong awan – awan tang manee kupatoken tang puteh panonye
Radat : capah dalam batil, tepak dalam dulang, perakbebilang tail, tuju mencari tunang.
Bersama : ula – ula Lembing tetedung awan –awan tang mane ku patoken, tang puteh panonye ( 2x )
Radat : malam bekalam mimpi, siang bekalang mate, gunung tinggi kan kudaki, lembah dalam kuarung mate
Bersama : ula – ula Lembing … ( 2x )
Reff : ( hanya musik ) akhir bait lagu ula – ula Lembing.
- Tunda Deting
Komposisi : melingkar
Gerak : tunda beting ( mengayuh dan menunda )
Musik : maidah kayuh
Bersama : kayuh maidah kayuh, kayuh ramai – ramai, singgah usah singgah, tepian belum sampai ( 2x ) Kayuh maidah kayuh,
kayuh laju – laju, singgah maidah singgah disini kita bertemu ( 2x )
Gerak : ula nyala
Musik : ula – ula Lembing … (2x )
Bersama : ula – ula Lembing … ( 2x )
Radat : rintang alang memapah payah kurun mase sislih berpuja tujun harapan sudah penawar kasih kutantang tua.
Bersama : ula – ula Lembing .. ( 2x )
Reff : bait akhir ula – ula Lembing.
- Niti Batang
Komposisi : melingkar
Gerak : enjut ke didi ( gayanya ke didi berjalan )
Musik : ula – ula Lembing… ( 2x )
Komposisi : melingkar dalam bentuk kuncup kembang ( menlingkar lapis 2 : keluar masuk bergantian dalam gerak petik bunga )
Radat : ranto teluk kuarungi, paloh muara diseberangi panta beting sakat ombak, penuju hati belum beriak.
Bersama : ula –ula Lembing… ( 2x )
Radat : biar karam bade ngamuk, putus temerang patah, kemudi tuju harap nak kujenguk, relai dendam rindu hati
Bersama : ula – ula Lembing …( 2x )
Musik : reff . akhir bait ula – ula Lembing ( pengalihan adegan )
- Puku – puku Pangke
Komposisi : melingkar
Gerak : puku – puku pangke ( saling berhadapan, tangan di bahu langkah pendek mundur maju menyamping, sambil sepasang
muda – mudi main alip – alipan )
Musik : puku – puku pangke
Bersama : puku – puku pangke elang bertanye – tanye jalan, jalan kemane – jalan kemane anda Tanyeke ( 2x ) .
Jalan kami – jalan kami ke gudang bading, bak diambil – bak diabil kegudang bading ( 2x )
Laju bubu laju reriang kembang dijalan, nak lalu usah lalu dayang ngempang ditengah jalan, luk bubu luk tempirai keluar
jangan bercerai berai pado kate kasih berturai sepanjang mase jangan bercerai ( 2x ).
Gerak : ula nyala
Musik : ula – ula Lembing… ( 2x )
Bersama : ula – ula Lembing … ( 2x )
Radat : kami sampaikan ucapan salam pade hadirin handai dan taulan, silap dan salah harap maafkan semoga kita dilindong
Tuhan.
Bersama : ula – ula Lembing … ( 2x )
Musik : reff. ( akhir bait ula – ula Lembing, pengalihan adegan ).
- Patam – patam ( penutup )
Komposisi : melingkar
Gerak : kencah tebang tabor betih dan salam
Musik : patam – patam ( 2x ) ula – ula Lembing ( setelah member salam penari terus keluar ) .
FUNGSI
Tari Ula–ula Lembing berfungsi sebagai tari adat untuk penyambutan tamu dan upacara–upacara adat. Juga sering dipergunakan sebagai hiburan terseniaceh muda–mudi saat terang bulan, dengan membuang adegan–adegan yang berat yang khusus untuk penyambutan tamu , seperti salam pembuka dan salam penutup.
KEADAAN SEKARANG
Tari Ula – ula Lembing sekarang berkembang pesat di daerah Aceh, terseniaceh di daerah Aceh Timur. Tari Ula–ula Lembing ini sudah mengikuti festifal tari rakyat di Jakarta pada tahun 1979.
LIRIK LAGU ULA – ULA LEMBING
Ula – ula Lembing
Tetedung awan – awan (2x)
Tang mane kupatoken
tang puteh panonye
kayoh maidah kayoh
kayoh ramai – ramai (2x)
singgah usah singgah
tepian belum sampai
la…la…la…la…la… (2x)
la…la…la…la…la…
kayoh maidah kayoh
kayoh laju – laju
singgah maidah singgah
disini kita bertemu
la…la…la…la…la… (2x)
la…la…la…la…la…
ula – ula Lembing
tetedong awan – awan (2x)
tang mane kupatoken
tang puteh panonye
puku –puku pangke
lang bertanye – tanye jalan
jalan kemane – jalan kemane
ande tanyaken
jalan kami – jalan kami
kegudang bading
nak diambil – nak diambil kegudang bading
laju bubu – laju bubu
teriang kembang dijalan
nak lalu usah lalu (2x)
dayang ngemapang disimpang jalan
lok bubu lok tempirang
kelua jangan bercerai – berai
padu kaseh kate berturai
sepanjang mase jangan bercerai
ula – ula Lembing
tetedung awan – awan
tetedung awan – awan
tang mane kupateken tang puteh panonye.