Fungsi Tari :
Tontonan/hiburan rakyat
Jumlah Penari : Kelompok
Ditarikan oleh 8 orang penari
Lokasi
Kabupaten Pidie
Tahun
1972
Pencipta
–
Unsur Penyajian Tari
Penari : Ditarikan oleh penari perempuan
Musik : Tidak menggunakan
alat musik melainkan dengan lantunan syair oleh syahi
Musik Internal Dihasilkan dari lantunan syair oleh syeh dan penari, serta bunyi tubuh penari seperti tepukan tangan ke paha, hentakan kaki ke tanah, dan ketipan jari
Kostum : Pakaian adat perempuan Aceh : celana warna hitam, baju warna kuning, selendang warna biru,sarung batubara atau maituli mata kucing, ikat pinggang dan hiasan
Properti : –
Pentas : Arena
Biasa ditarikan di halaman atau ruang terbuka
Ket : –
Deskripsi Singkat Tari
Tari Laweut yang menjadi salah satu bentuk tarian tradisional dari Provinsi Aceh. Pada mulanya, budaya tari ini berasal dari daerah Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, Indonesia. Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat membuat budaya tari ini kemudian menyebar keseluruh daerah di Provinsi Aceh.
Tari Laweut disebut juga Tari Seudati Inong karena dilihat dari jumlah penari, gerakan-gerakannya, pola tarian, proses dan teknik dari tarian ini mirip seperti Tari Seudati. Kedua tari ini sama-sama ditarikan oleh 8 orang penari wanita dan 1 orang syahi (penyanyi) musik sekaligus yang memimpin gerakan penari lainnya. Yang membedakan yaitu kekhasan Tari Seudati menggunakan tepukan dada sedangkan Tari Laweut menggunakan tepukan paha bukan dada. Kata Laweut pada nama tari ini berasal dari bahasa Arab yaitu kata Salawat yaitu sanjungan yang ditujukan kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W. Syair-syair yang mengiringi tarian ini memang lebih banyak bershalawat atas nabi. Sebelum sebutan laweut dipakai, pertama sekali tari ini disebut dengan Tari Akoon (Seudati Inong). Kemudian nama Laweut ditetapkan pada Pekan Kebudayaan Aceh II (PKA II).
Musik yang digunakan dalam tarian ini yaitu musik internal yang berasal dari tubuh penari seperti tepukan paha, petikan jari,tepukan tangan, hentakan kaki dan vokal syahi yang menyanyikan syair dari tarian ini. Di dalam pementasan Tari Laweut ini terdapat syair yang dilantunkan selama gerakan tarian berlangsung. Syair-syair yang terdapat pada Tari Laweut mengandung pesan-pesan tersendiri seperti mengenai keimanan, kemasyarakatan, pembangunan, dan lain-lain. Inilah yang menjadi ciri khas dari budaya dan seni Aceh terseniaceh pada tariannya dimana mengandung unsur agama Islam yang kental. Kita dapat mendengarkan syair-syair yang dilagukan saat tarian berlangsung sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan sebagai bentuk ajaran agama yang disampaikan lewat karya yang luar biasa.
Tari Laweut sering ditampilkan pada saat kegiatan pesta rakyat, pesta perkawinan dan peringatan hari-hari besar lainnya. Sebelum menari, gerakan dari tari ini diawali dengan penari-penari dari arah kiri atas dan kanan atas dengan jalan gerakan barisan memasuki pentas dan langsung membuat komposisi berbanjar satu. Posisi mereka menghadap kepada penonton. Sebelum tarian dimulai, para penari memberi salam hormat dengan mengangkat kedua belah tangan sebatas dada kemudian mulai melakukan gerakan-gerakan tarian.