Fungsi Tari : Tontonan / hiburan rakyat dan Bagian dari prosesi adat
Jumlah Penari : Kelompok
Genap
(8, 10, 20, 40 dan seterusnya)
Lokasi
Desa/Kelurahan Kandang dan sekitarnya (pesisir), Kecamatan Kluet, Kabupaten Aceh Selatan
Tahun
Perkiraan pada tahun 1805-1836
Pencipta
Anonim
Unsur Penyajian Tari
Penari : Ditarikan oleh penari Laki-laki. Jumlah penari tidak terbatas, menyesuaikan permintaan atau kebesaran sebuah upacara. Posisi penari berbanjar, menyesuaikan ukuran luas pentas
Musik : –
Kostum : Pakaian pendekar silat. Terdiri atas celana hitam, baju hitam dengan kain hingga lutut terikat di pinggang atau disandang di badan dan ikat kepala hitam atau warna lain.
Properti : –
Pentas : Biasa ditarikan di halaman atau ruang terbuka
Ket : –
Deskripsi Singkat Tari
Kluet merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Aceh Selatan yang tergolong unik. Wilayah yang terdiri atas 4 kecamatan yang meliputi Kluet Selatan, Kluet Utara, Kluet Timur dan Kluet Tengah didiami oleh 3 suku besar antara lain Aneuk Jamee di Kluet Selatan, Aceh di Kluet Utara dan Kluet di Kluet Timur dan Tengah. Masing-masing suku memiliki budaya yang saling mempengaruhi. Uniknya, mereka dapat saling berinteraksi dengan baik meskipun dengan etnis yang sebenarnya berbeda.
Kemungkinan Tarian Galombang ini dibawa oleh pendatang dari Minangkabau. Karena Tarian ini juga ada di Minangkabau. Berdasarkan data yang diperoleh masyarakat Aneuk Jamee yang ada di Kluet Selatan juga merupakan keturunan para pendatang dari Minangkabau. Jika dihubungkan dengan masa belum masuknya teknologi ke Kluet Selatan dan masa masuknya pendatang dari Minangkabau dapat disimpulkan bahwa tradisi memasak Talassudah ada sejak tahun 1805-1836. Tepatnya setelah masuknya pendatang dari Minangkabau ke Aceh sebagai dampak terjadinya perang padri di Minangkabau dan kemudian masyarakat Minang berasimilasi menjadi masyarakat yang berdiam di Aceh Selatan khususnya di Kluet Selatan.
Tari Galombang merupakan salah satu wujud kesenian yang dapat ditampilkan saat menerima tamu Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Lain halnya dengan suku bangsa Aneuk Jamee, tari yang digunakan dalam hal penyambutan tamu disebut Tari Galombang. Tarian ini menyerupai gerakan dalam pencak silat, dimainkan oleh enam sampai sepuluh orang pendekar basilek dengan gagah dan tangkas. Tentu saja mereka berpakaian ala pendekar berwarna hitam atau pun kuning emas, lengkap dengan kain panduo di pinggang. Pada masa dahulu menggunakan sarung namun sekarang diganti dengan songket agar terlihat lebih indah.
Tarian ini pada umumnya ditampilkan pada waktu menerima tamu kehormatan, seperti kunjungan pejabat pemerintahan, dan tamu asing. Sebelum mereka tiba di tempat, para penari telah siap sedia menunggu para tamu. Gerakan Tari Galombang ini merupakan simbol penyambutan dan pengawalan keamanan para tamu. Penari akan mengiringi langkah tamu hingga tiba di tempat acara berlangsung. Biasanya dimainkan di waktu mengarak pengantin pria ke rumah pengantin putri dan menyambut kedatangan pengantin pria oleh pihak pengantin putri.
Dahulu, tarian ini terinspirasi dari gerakan latihan silat. Pada masa penjajahan Belanda, para pemuda di Aceh Selatan berlatih bela diri pada malam hari. Salah satu cabang bela diri yang khas adalah Silat. Agar tidak terlalu tampak sebagai latihan bela diri dan agar tidak dicurigai penjajah, maka pemuda setempat membuatnya menjadi seni dalam bentuk tarian. Lambat laun tarian ini pun berkembang menjadi tarian yang berfungsi sebagai tari persembahan untuk menghormati tamu.