JAKARTA, isbiaceh.ac.id – Tokoh Aceh yang kini memimpin Diaspora Global Aceh (DGA) Mustafa Abubakar menyampaikan dukungan dan apresiasi terhadap penyelenggaraan Kongres Peradaban Aceh II (KPA II) yang dituanrumahi ISBI Aceh.
Mustafa yang pernah menjabat Pj Gubernur Aceh, Menteri BUMN, dan Kepala Bulog menyatakan kesediannya tampil sebagai pembicara dan kingres yang dihelat 6-8 Mei 2024 di Kota Jantho Aceh Besar.
“Kita apresiasi kongres ini. Insya Allah saya siap untuk berbicara di sana,” kata Mustafa Abubakar dalam pertemuan dengan Rektor ISBI Aceh Prof Wildan di Jakarta, Sabtu (9/3/2024).
Rektor hadir bersama salah seorang tim pengarah KPA II, Ir Fikar W.Eda, MSn, dan Kabag Humas ISBI Aceh Ichsan, MSn.
Prof Wildan juga mengharapkan para diaspora Aceh yang tersebar diseluruh dunia juga diharapkan hadir di kongres tersebut.
“Kita ingin menghimpun seluruh tokoh dan pemikir tentang Aceh di kongres ini. Sebab kita juga menggelar seminar internasional, ” kata Prof Wildan.
Sehari sebelumnya Rektor ISBI A eh menemui seniman ternama Indonesia AD Prious di Bandung. Pirous akan menyampaikan pidato kebudayaanpada pembukaan kongres.
Kongres Peradaban Aceh II atau KPA II melibatkan 2000 peserta dalam dan luar negeri. Tema Kongres
“Pemerkasaan Seni dan Budaya Aceh di Era Kecerdasan Buatan.”
“Kongres ini menjadi kelanjutan dari KPA I yang sukses diselenggarakan pada 2015,” kata Rektor ISBI Aceh Prof Wildan.
KPA II menampilkan rangkaian kegiatan yang mencakup Seminar Internasional, Pemeran dan Pertunjukan, Workshop, Kemah Seniman, Khanduri Budaya, Pidato Kebudayaan, dan berbagai kegiatan seni dan budaya lainnya.
Rektor ISBI Aceh, menyatakan seluruh rangkaian kegiatan KPA II dipusatkan di Jantho, Aceh Besar.
“Setelah delapan tahun, Kongres Peradaban Aceh kembali hadir untuk merespons perkembangan teknologi digital yang kian pesat. Kita berharap KPA II dapat memperkuat peran seni dan budaya Aceh di era kecerdasan buatan,” ujar Prof Wildan.
Pengarah KPA II Dr Ahmad Farhan Hamid,MS menyebutkan penyelenggaraan KPA di Jantho akan mengubah “wajah” Jantho dan Aceh Besar.
“Dulu penyelenggaraan KPA I bertempat di Universitas Syiah Kuala, sekarang di ISBI Aceh Jantho. Sudah tentu akan membawa perubahan di sana,” kata Ahmad Farhan Hamid.
Sebagai upaya melibatkan generasi muda, ISBI Aceh akan mengundang siswa sekolah menengah untuk turut serta dalam kongres ini.
Hal ini diungkapkan oleh Prof Wildan, didampingi Koordinator Pusat Kerjasama, Kehumasan, dan Publikasi Ilmiah, Ichsan.
ISBI Aceh mengajak seluruh pihak yang peduli terhadap seni dan budaya Aceh untuk berpartisipasi dalam Kongres Peradaban Aceh II, menciptakan ruang dialog dan kolaborasi yang konstruktif untuk memajukan kekayaan seni dan budaya di Aceh.(*)