isbiaceh.ac.id – Rektor ISBI Aceh, Prof Wildan dikukuhkan sebagai Guru Besar pada hari ini, Selasa 19 Desember 2023 bersama empat guru besar lainnya, Prof. Dr. dr. M. Yani, MKes, PKK, SpKKLP, Prof. Dr. Nazli, S.Si., M.Si, Prof. Dr. Sofyan A. Gani, M.A, Prof. Dr. Nur Fadli, S. Pi., M. Sc dan Prof. Dr. Muslim SE., MBA di gedung AAC Dayan Daud Banda Aceh.
Pengukuhan ini dipimpin oleh Ketua SAU, Prof. Dr. Abubakar, M.Si.
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan mengatakan Prof. Dr. Wildan, M.Pd yang mendedikasikan hidupnya untuk pemerkasaan kajian sastra, khususnya di perguruan tinggi, yang diarahkan untuk menggali kearifan lokal Aceh. Kajian terhadap sastra ini tentu saja sangat penting karena tidak hanya mengkaji struktur karya sastra itu sendiri.
Tapi turut mengkaji aspek-aspek sosial budaya yang melatarbelakangi lahirnya sastra tersebut.
Karya-karya sastrawan Aceh, adalah pengemban pesan mengenai peradaban Aceh dalam segala aspek kehidupan.
“Melalui kajiannya, Prof. Wildan berhasil menemukan berbagai kearifan lokal Aceh yang tersembunyi dalam karya-karya sastrawan Aceh. Misalnya, pada syair doda idi yang ditemukan sejumlah sapaan metafora yang menggambarkan kearifan lokal masyarakat Aceh berupa nilai-nilai kasih sayang, penghargaan, pujian termasuk pula doa orang tua kepada anaknya,” jelas Rektor.
Nilai-nilai kearifan lokal ini juga ditemukan pada novel-novel karya sastrawan Aceh. Misalnya dalam novel-novel karangan A. Hasjmy, di antaranya berjudul Melalui Jalan Raya Dunia (1938), Bermandi Cahaya Bulan (1939), Meurah Djohan (1976), dan Tanah Merah (1976). Semua karya tersebut menyuarakan doktrin nasionalisme.
Civitas ISBI Aceh turut berbangga atas raihan dari Rektor, Prof Wildan dalam gelar guru besar inu.[*]