Johor, Malaysia – Festival Tari dan Teknologi Asia 2018 yang diselenggarakan oleh Universiti Tun Hussein Onn Malaysia yang berlokasi di Parit Raja, Batu Pahat, Johor Darul Takzim merupakan event pertama dan diikuti oleh berbagai peserta dari Indonesia dan Malaysia. Dalam kegiatan ini mengusung tema “Kejuruteraan dan Teknologi, Bersatu Dalam Gerak”, menggabungkan konsep yang menarik yaitu pertunjukan tari dengan teknologi. Acara ini di buka oleh Timbalan Naib Conselor University Tun Hussein Onn Malaysia, Prof. Madya Dr. Asri bin Selamat yang disambut dan di apresiasi sangat baik.
Sebanyak 11 grup dari Indonesia dan Malaysia menampilkan karya-karya terbaiknya.
Institut Seni Budaya Indonesia Aceh menampilkan tarian yang berjudul “Monocrome”. dengan tim terdiri dari Fitra Airiansyah, M.Sn. selaku koreografer, Fifie Febryanti Sukman, M.Sn. sebagai penata gerak, 4 penari yaitu Miftahun Naufa, M.Sn., M. Safrizal, Fadlan Aulian Nanda, dan Suryadi.
Tarian “Monocrome” ini menceritakan tentang hitam dan putih kehidupan di dunia yang mengambil pijakan gerak dari Tari Seudati.
Selaku direktur event Festival Tari dan Teknologi Asia 2018, En. Rosdi bin Abdullah mengharapkan lebih banyak peserta yang terlibat dalam event tahun depan seperti dari Singapore, Australia, Philipine dan berbagai daerah yang ada di Malaysia. Selain itu, beliau. Mengharapkan keikutsertaan tim ISBI Aceh kembali pada tahun-tahun berikutnya dengan membawakan berbagai macam tarian tradisi yang dipadukan dengan teknologi dari berbagai aspek.
Pada hari ketiga tanggal 29 April 2018, Institut Seni Budaya Indonesia Aceh memberikan workshop tari dengan materi Tari Seudati yang merupakan tarian tradisonal Aceh dan diikuti oleh seluruh peserta dengan sangat antusias yang bertepatan dengan Hari Tari Sedunia (World Dance Day) semua peserta ikut merayakan dengan bergerak dan menari selama dua jam dimulai dari pukul 10.00 pm – 12.00 am sekaligus menutup acara Festival Tari dan Teknologi Asia 2018.