ISBI Aceh – Dua dosen Prodi Kajian Sastra & Budaya ISBI Aceh berhasil lolos seleksi Sayembara Penyusunan Cerita Anak dari bahasa Daerah ke Bahasa Indonesia Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Aceh. Naskah tersebut menjadi salah 1 dari 24 naskah yang siap cetak di akhir tahun 2023.
Dua dosen tersebut adalah Muhammad Fadli Muslimin, M.A. dan Muhammad Tahir, M.S. Keduanya berkolaborasi dalam hal penulisan naskah dan penerjemahannya ke bahasa Alas. Kolaborasi ini menjadi menarik karena penulis bukanlah orang Aceh, tetapi orang Bugis/Makassar. Dibantu oleh Muhammad Tahir, asli Alas, keduanya menyatukan pikiran dan ide untuk menghasilkan cerita yang mengusung semangat keacehan dalam tulisannya.
Sayembara ini tidak saja melibatkan penulis dan penerjemah, tetapi juga ilustrator. Leoni Dian Puspita merupakan salah satu ilustrator terbaik yang dimiliki oleh Aceh menjadi ujung tombak penyusunan cerita anak ini.
Ilustrasinya mampu memvisualisasikan ide dari penulis, yaitu cerita anak yang berjudul “Nenek dan Cimpe” dan diterjemahkan ke dalam bahasa Alas oleh Muhammad Tahir.
Program penyusunan dan penerjemahan cerita anak tahun ini memiliki skema yang berbeda dari tahun sebelumnya. Sinergi antara penulis, editor, penerjemah, dan ilustrator yang berkolaborasi sebagai tim merupakan langkah positif dalam mempertemukan individu yang piawai di bidangnya.
24 naskah terpilih merupakan buah kerja sama dan kerja keras tim penulis cerita anak. Setelah naskah terpilih, masih terdapat tahapan penting, yaitu penyuntingan selama kurang lebih 1 bulan. Pada tahap ini, naskah direvisi untuk memastikan kualitas naskah sesuai dengan ketentuan. Setelah proses ini selesai, barulah naskah tersebut dikategorikan ke dalam kategori A, B, dan C.
Setelah proses penyuntingan selesai, Jumat, 25 Agustus 2023 sesi penyerahan hadiah sayembara kepada 9 tim penulis untuk naskah yang berdomisili di Aceh Besar dan Banda Aceh dilaksanakan. Dalam sambutannya, kepala Balai Bahasa Aceh turut menyampaikan harapan munculnya talenta-talenta muda yang mampu menulis cerita anak di Aceh.
“Untuk tahun ini terdapat 48 naskah masuk dan 24 naskah terpilih. Pada tahun-tahun mendatang diharapkan jumlah pendaftar dapat lebih meningkat lagi”, ungkap Kepala Balai Bahasa Aceh, Drs. Umar Solikhan, M,.Hum.
Selain itu, ia memberikan beberapa catatan penting terhadap beberapa naskah terpilih.
“Yang menjadi catatan adalah untuk lebih meningkatkan kemampuan menulis agar dapat memenuhi standar penulisan cerita anak dari sisi tata bahasa dan substansi.”
Ia juga menambahkan bahwa cerita anak ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis itu sendiri, keluarga dan Masyarakat. Selain itu, cerita anak ini kedepannya akan didistribusikan di berbagai daerah di Aceh.
Kepala Subbagian Umum Balai Bahasa Provinsi Aceh, Agus Priatna, SE., Ak., M.M., memaparkan dalam sambutannya bahwa para penulis, penerjemah dan juga ilustrator berasal dari berbagai daerah di Aceh.
“Sayembara melibatkan berbagai penulis yang berdomisili di Aceh Utara, Lhokseumawe Bireuen Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Aceh Besar dan Banda Aceh,” Ungkapnya.
Untuk saat ini, pengumuman sayembara khusus pada naskah-naskah yang tim penulisnya berdomisili di Aceh Besar dan Banda Aceh. Lainnya segera menyusul pengumumannya. Ia berharap cerita anak ini dapat membuka akses bacaan anak dwi bahasa, yaitu berbahasa daerah dan bahasa Indonesia.
Dalam sesi pemberian hadiah sayembara ini, terdapat 9 naskah cerita anak yang telah memenuhi syarat dan ketentuan untuk selanjutnya akan diterbitkan oleh Balai Bahasa Aceh. Beberapa pemenang sayembara ini, antara lain: Beby Haryanti Dewi, Cut Meviantira Nanda, Herman RN, Megawati Munte, Muhammad Fadli, Muslimin, Mirda Marsidi, Iswadi Basri, Suci Trimafika, dan Ulfah Irani Z.