Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh menerima
kunjungan tim Biro Keistimewaan Aceh dan Kesra Pemerintah Aceh dalam rangka silaturahmi juga mensosialisasikan Instruksi Gubernur Aceh Nomor 05/INSTR/2023 tanggal 21 Maret 2023 tentang Penggunaan Bahasa Aceh, Aksara Aceh, dan Sastra Aceh.
Instruksi inimerupakan payung hukum bahwa setiap hari Kamis wajib menggunakan dan melakukan komunikasi dengan bahasa Aceh sebagai bahasa daerah di perkantoran/Instansi Pemerintah.
Tim Biro Keistimewaan Aceh dan Kesra dihadiri oleh Kabag Kesra Non Pelayanan Dasar Biro Keistimewaan Aceh dan Kesra Drs. Amiruddin. beserta Kasubbag dan Staf Biro Keistimewaan Aceh dan Kesra disambut langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ISBI Aceh Dr. Ratri Candrasari, M.Pd dan Unsur Pimpinan unit pada ISBI Aceh.
Dr. Ratri Candrasari, M.Pd sangat mengapresiasi kalau setiap hari Kamis menggunakan bahasa Aceh di setiap perkantoran/Instansi Pemerintah. Apa lagi di ISBI Aceh saat ini sudah ada Prodi Baru
yang digagas oleh Rektor ISBI Aceh Pof. Dr. Wildan, M.Pd antara lain Prodi kajian Sastra dan Budaya, Prodi Bahasa Aceh, dan Prodi Desain Interior.
Ini sangat bagus karena ISBI Aceh salah
satu perguruan tinggi negeri yang sudah memiliki prodi Bahasa Aceh harus terus memupuk dan meningkatkan kemampuan belajar peserta didik/mahasiswa terhadap Bahasa Aceh juga Sastra sebagai generasi yang akan memimpin Aceh masa depan, untuk terus diajarkan bahasa
dan sastra yang baik. sebagai upaya untuk merawat, menjaga, melindungi, mempertahankan, dan mengembangkan Bahasa Aceh, Aksara Aceh, dan Sastra Aceh.
Dengan adanya ingub ini, tentu ISBI Aceh terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah Aceh untuk saling berbagi informasi serta kerjasama yang lebih kuat lagi.
Sementara itu, Kabag Kesra Non Pelayanan Dasar Biro Keistimewaan Aceh dan Kesra Drs.Amiruddin sangat mendukung keberadaan kampus ISBI Aceh.
“Kami siap mempromosikan ISBI Aceh sebagai salah satu kampus Seni dan Budaya yang harus dikembangkan dan dipertahankan guna memajukan kampus seni, dan budaya satu-satunya yang ada di Aceh, “pungkasnya.[*]