isbiaceh.ac.id – Dengan komitmen berkolaborasi membangun peradaban Aceh, ISBI Aceh dan PUSAKA UIN Ar-Raniry sepakat Ornamen Aceh harus menjadi icon utama dalam dalam setiap produk kreatif Aceh yang dihasilkan.
Hal itu mengemuka dalam agenda Diskusi PUSAKA (Pusat Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam di Aceh dan Alam Melayu) yang Ke III, Jumat 26 Januari 2024 di Sekretariat PUSAKA UIN Ar-Raniry.
Acara tersebut mengangkat tema “Ornamen Aceh: Kekayaan Corak, Simbol, Makna dan Masa Depannya”.
Diskusi ini diikuti oleh Sanusi, S.Ag.,M.Hum (Ketua PUSAKA serta Wakil Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh), Saniman Andi Kafri, M.Sn (Ketua Jurusan Seni Rupa dan Desain ISBI Aceh), M. Hamzah, M.Sn (Kepala UPA Pustaka ISBI Aceh) dan dihadiri juga oleh sejumlah Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry.
Ketua PUSAKA serta Wakil Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh), Sanusi SAg MHum dalam sambutannya menyampaikan salah satu aset terbesar bagi masyarakat Aceh yang patut dilestarikan/dikembangkan yaitu berbagai macam peninggalan/warisan ornamen oleh para tokoh-tokoh Aceh dahulu.
“Sampai saat ini motif/ornamen yang telah eksis pada berbagai produk Aceh yaitu motif/ornamen Pintoe Aceh dan Kerawang Gayo baru-baru saat ini, diharapkan kedepanya harus lahir ornamen-ornamen aceh lainya dalam produk-produk industri kreatif yang mengangkat nilai-nilai lokalitas Aceh, salah satunya adalah ornamen Aceh, “pungkasnya.
Saniman Andi Kafri dalam materinya menyampaikan, pentingnya peranan ornamen dalam kehidupan sehari-hari, selain itu iya juga menjelaskan unsur-unsur seni rupa yang menjadi dasar pengenalan ornamen.
Sebagai generasi muda kita harus kreatif dan inovatif dalam melahirkan/ membuat bentuk karya-karya baru yang dibumbui dengan ornamen-ornamen yang mungkin selama ini jarang dilihat atau terperhatikan dan dikenal.
Begitu halnya M. Hamzah juga menyampaikan, mengawali masa depan ornamen Aceh, tidak cukup hanya beberapa pihak yang membesarkannya, namun membutuhkan sinergitas dalam membagi peran-peran penting dalam menyikapi/mendalami ornamen Aceh.
Mulai dari peran penggalian/penerapan pengetahuan yang berupa kajian maupun ciptaan, industrialisasi dan kebijakan tepat sasaran sebagai legitimasi identitas budaya masyarakat Aceh yang begitu kaya.
Diharapkan kegiatan-kegiatan/forum diskusi ini dapat berlanjut pada seluruh sektor/lembaga akademis/pemerhati/pelestari/pengembang dan lainya. Forum diskusi ini merupakan langkah positif dalam mengembangkan dan membangkitkan gaung terhadap ornamen -ornamen yang ada di Aceh, mulai daerah pesisir hingga daerah dataran tinggi Aceh.
Sehingga kedepanya pembelajaran/ pengenalan ornamen juga dapat dirasakan oleh masyarakat mulai dari dini (anak-anak) hingga dewasa, bila perlu sepatutunya pengenalan ornamen Aceh menjadi materi wajib pembelajaran disekolah-sekolah, sebagaimana pengesahan Qanun Aceh tentang mata pelajaran Bahasa Aceh.
Dengan begitu harapan terhadap generasi muda Aceh kedepanya dalam mengenali identitas budayanya dapat terealisasi.[*]