Dalam rangka meningkatkan peran perempuan dalam pencegahan korupsi di Lingkungan Kementerian pendidikan dan Kebudayaan, maka Inspektorat Jenderal melibatkan Dharma Wanita dalam melaksanakan gerakan SKAK “Saya Keluarga Anti Korupsi”.
Oleh karena itu Dharma wanita ikut serta dengan melibatkan sejumlah perempuan yang aktif dalam mensosialisasikan gerakan ini yaitu, Ketua Dharma Wanita ISBI Aceh (Dr. Izziah Hasan) serta Wakil Dharma Wanita Sekretaris dan Pengurus lainnya.
Baca juga : Program Pesona Nusantara TVRi Aceh dimeriahkan oleh ISBI Aceh
perempuan atau ibu masih dianggap figur sentral dalam memberikan pendidikan moral pada anak dan keluarga. Fakta ini memberikan kesempatan untuk menggerakan pencegahan korupsi melalui perempuan. Hasil inilah yang kemudian menjadi landasan kuat untuk melahirkan gerakan Saya, Perempuan Anti-Korupsi.
Perempuan dengan perannya sebagai ibu, sebagai profesional dengan karakternya yang khas untuk melahirkan, mengembangkan, memelihara dan berbagi serta kebutuhan berkumpul yang besar – membuat perempuan menciptakan kesempatan sosialisasi yang lebih banyak dalam masyarakat kita. Lihat saja kegiatan-kegiatan sosial seperti: pengajian, arisan, pertemuan orangtua di sekolah, kursus-kursus masak atau merajut dll, bisnis-bisnis rumahan seperti jilbab; baju muslim, dll, semuanya lebih banyak melibatkan lebih banyak perempuan. Fakta sosial psikologis inilah yang kami percaya dan menjadi dasar mengapa melibatkan perempuan menjadi sebuah kesempatan strategis dengan kemungkinan keberhasilan yang tinggi.
Baca juga : Rektor ISBI Aceh Temu Ramah Bersama Mahasiwa Baru