Institut Seni Budaya Indonesia Aceh terus melakukan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan di mulai dari memperbaiki sarana dan prasarana maupun kegiatan kemahasiswaan. Pada tanggal 25-26 juni 2020 Institut Seni Budaya Indonesia Aceh divisitasi oleh Asesor BAN-PT untuk melaksanakan Asesmen Lapangan secara daring terhadap Program Studi Seni Tari pada Program S-1 Institut Seni Budaya Indonesia Aceh.
Akreditasi institusi menilai menggunakan instrument 7 standar, meliputi standar 1 tentang Visi dan Misi Program Studi Seni Tari, standar 2 tentang Tata Pamong, standar 3 tentang Mahasiswa dan Lulusan dari Program Studi Seni Tari, standar 4 tentang Sumber Daya Manusia (dosen dan tenaga kependidikan), standar 5 tentang Kurikulum, standar 6 tentang keuangan dan sarana prasarana serta sistem informasi dan standar 7 tentang penelitian dan pengabdian pada masyarakat dan kerjasama. Ketujuh standar tersebut akan dilakukan verifikasi kembali dengan tim borang terhadap laporan yang dikumpulkan kepada BAN-PT.
Dalam kesempatan tersebut, sebagai Tim Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi untuk ISBI Aceh terdiri dari 2 orang yaitu Kiki Sukanta, Dr. S.Kar., M.Hum dan Kasiyan, Dr. M.Hum.
Pada pertemuan ini, pernyataan yang diajukan oleh para Asesor secara online mampu dijawab oleh TIM Borang ISBI Aceh termasuk Rektor, Para Wakil Rektor, para dosen dan mahasiswa ISBI Aceh.
Dikatakan oleh Ketua Tim Asesor Kiki Sukanta, Dr. S.Kar., M.Hum bahwa banyak hal positif yang telah dilakukan ISBI Aceh sebagai Perguruan Tinggi Negeri Baru yaitu tetap mempertahankan konsep ‘melayu islami’ dgn estetika Islami. Bahkan Tim Asesor juga mengatakan ISBI Aceh harus memiliki konsep ‘halal arts and culture’. Kepada Program Studi Seni Tari ISBI Aceh beliau juga mengatakan bahwa Program Studi Seni Tari ISBI Aceh telah berupaya semaksimal mungkin melakukan dan mengumpulkan bahan bagi Asesor guna visitasi online lapangan secara daring tersebut.
Di samping itu juga Tim Asesor BAN-PT menyampaikan saran perbaikan kepada ISBI Aceh terseniaceh Program Studi Seni Tari yang harus dibenahi diantaranya SIAKAD, perpustakaan walaupun hampir kebanyakan perguruan tinggi menyatakan kunjungan perpustakaan menjadi masalah oleh faktor teknologi internet dimana pengunjung tidak perlu ke perpustakaan cukup dengan melakukan browsing melalui komputer dan mobile phone. Saran kedua yaitu membuat profil keahlian dosen agar bisa lebih dikenal publik melalui karya Tridharma Perguruan Tinggi. Saran ketiga kecepatan pendidikan lanjut Dosen ke program Doktoral.
Rektor ISBI Aceh, Dr. Mirza Irwansyah, MBA, MLA mengucapkan banyak terima kasih kepada Asesor BAN-PT dalam pelaksanaan visitasi lapangan secara daring tersebut, karena ini baru pertama kali dilakukan oleh ISBI Aceh mengingat kondisi di tengah pandemic Covid-19, dengan harapan hasil akreditasi Program Studi Seni Tari ISBI Aceh sesuai dengan yang diharapkan.