Sejumlah Perguruan Tinggi Seni yang tergabung dalam Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTSI) melakukan penandatanganan kerjasama dalam penguatan implementasi Program Kampus Merdeka yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud). Penandatanganan 9 Perguruan Tinggi Seni Indonesia diikuti oleh ISBI Aceh, ISBI Bandung, ISI Denpasar, ISI Padanpanjang, ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, ISBI Tanah Papua, IKJ dan STKW Surabaya. Acara yang berlangsung di Hotel Menara Peninsula, Ruangan lantai 3 ruang jasmine, Jakarta pada Rabu (02/06), pukul 19.00 WIB.
Penandatanganan MoU yang difasilitasi ISBI Bandung ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), yaitu Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng dan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, yaitu wikan Sakarindo, S.T., M.SC., PH.D.
Rektor ISBI Bandung, Prof. Dr. Hj. Een Herdiani, S.Sen., M. Hum dalam sambutannya, mengatakan kerja sama BKS-PTSI sudah terjalin sejak lama, hal ini dibuktikan dengan kegiatan FKI (Festival Kesenian Indonesia), Festival ini merupakan perhelatan seni yang diselenggarakan setiap dua tahunan yang diikuti oleh 9 Perguruan tionggi Seni yang ada di Indonesia yang bernaung dibawah Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Seni ( BKS-PTSeni) Indonesia.
Terakhir kegiatan ini pada tahun 2018 di STKW Surabaya. Dan pada 2020 lalu seharusnya di ISBI Bandung, namun karena pandemi masih kita undur pelaksanaannya. Dalam Kegiatan ini juga dilakukan sesi diskusi bersama Dirjen Dikti dan Dirjen Vokasi, Prof Nizam dalam paparannya mengatakan Penandantangan ini menjadi tonggak penguatan serta perluasan kerja sama. Terseniaceh terkait dengan implementasi kurikulum kampus merdeka, termasuk merdeka belajar antar kampus.
“Misalnya, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk kawin silang ilmu antara Ilmu Seni/Budaya dgn Ilmu Teknik, Sehingga saling melengkapi, ucapnya. Sedangkan Dirjen Vokasi, menilai MoU ini merupakan satu kesempatan baik yang mesti dimanfaatkan semua pihak. “Kampus Merdeka memerlukan mobilitas yang tinggi bagi antar kampus, termasuk dengan industri. Tentu hal ini akan banyak berperan dalam membentuk kompetensi dan keterampilan para mahasiswa kita, mereka berani untuk mengikuti zaman sekarang yang update di sosial media seperti membuat konten dan tampil di YouTube,tuturnya.
Rektor ISBI Aceh dalam kesempatan juga memberikan sambutan dan masukan, yaitu Perguruan Tinggi Seni Indonesia tidak cukup hanya bisa mengandalkan sumber daya sendiri. Mengingat, setiap kampus pasti memiliki kekurangan dan kelemahan. Di sisi lain, setiap kampus juga pasti memiliki keunggulan masing – masing. “Saling menutup kelemahan dan saling memberikan keungulan masing – masing menjadi hal yang baik untuk kita bisa mewujudkan dalam kampus merdeka,” proses kerjasama ini dapat melibatkan berbagai pihak seperti alumni, peer teaching, dan berbagai macam proses dalam upaya menambah wawasan serta keterampilan mahasiswa. Ia mencontohkan bentuk kerja sama yang dapat dijalin ke depan berupa join research dan join publications. Sementara untuk mahasiswa, kerja sama ini bisa terkait dengan aktivitas magang, KKN, dan pengembangan soft skill.
Hadir dalam kesempatan ini Rektor Seluruh Perguruan Tinggi Seni, Indonesia, para Wakil Rektor bidang kerjasama, dan Humas Kerjasama Seluruh Perguruan Tinggi Seni Indonesia.