Dalam Kuliah Umum, turut hadir Rektor ISBI Aceh Prof Dr Wildan MPd dan Rektor USK Prof Dr Ir Marwan IPU. Selain itu hadir pula pejabat dari ISBI Aceh dan beberapa pejabat dari USK.

“Pada kesempatan yang sangat luar biasa ini, saya ingin menyampaikan bahwa ada banyak persoalan jika Pendidikan dijadikan bahan diskusi terlebih soal UKT yang baru-baru ini menjadi viral.

Apapun yang menjadi persoalan, satu hal yang menjadi poin, bahwa apapun persoalan yang terjadi, semua dilakukan semata mata untuk kemajuan Pendidikan, semua dilakukan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Tinggi kita khususnya dalam mendorong Indonesia Emas 2045, kata Prof Dr rer nat Abdul Haris MSc.

Prof Dr rer nat Abdul Haris MSc menambahkan, bonus demografi bangsa Indonesia saat ini adalah sebuah kenyataan dan kita harus mempersiapkan diri kita khususnya kalangan muda mahasiswa Indonesia untuk selalu siap dan tanggap dalam menghadapi 100 tahun Indonesia Merdeka.

Pada kesempatan yang sama, Rektor ISBI Aceh dalam sambutannya memperkenalkan ISBI Aceh kepada Prof Dr rer nat Abdul Haris MSc secara ringkas.

ISBI yang baru berusia menuju 10 tahun, alhamdulillah telah mengalami kemajuan yang signifikan, namun ini belum sempurna. Kami berharap Bapak Dirjend Prof Dr rer nat Abdul Haris MSc dapat memberi perhatian lebih kepada ISBI, kampus Seni dan Negeri satu satunya di Aceh.

Gedung perkuliahan dan lab masih menjadi harapan yang sangat kami butuhkan guna menunjang proses belajar dengan baik, kata Rektor ISBI Aceh.

Acara kuliah Umum ini ditutup oleh Tari Gebyar Nusantara yang merupakan Karya Dosen dan Mahasiswa ISBI Aceh.

The post Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Isi Kuliah Umum di ISBI Aceh appeared first on Institut Seni Budaya Indonesia Aceh.

Kegiatan ini dihadiri oleh sivitas akademik dari fakultas adab dan humaniora, serta masyarakat umum, dengan mengangkat tema “Urgensi mempertahankan Kebudayaan guna Memperluas Gagasan”. Tema ini sangat relevan dengan bidang keilmuan Achmad Zaki, M.A, yang juga merupakan dosen di Program Studi Kajian Sastra & Budaya di ISBI Aceh.

Program studi tersebut bertujuan menjadi wadah bagi kajian strategis mengenai Sastra dan kebudayaan. Sebagai dosen yang akan mengajar mata kuliah dalam bidang Sastra dan budaya di program studi ini, topik yang diangkat dan dibahas sangatlah relevan dengan upaya memajukan kebudayaan di Aceh.

Dalam ceramah yang berlangsung selama 40 menit, Achmad Zaki memberikan informasi yang komprehensif mengenai pentingnya kebudayaan sebagai bagian dari identitas individu dan kelompok. Ia menyampaikan bahwa identitas masyarakat Aceh seharusnya mampu memperkuat jati diri mereka sebagai masyarakat berbudaya, yang pada gilirannya akan meningkatkan rasa percaya diri dan memperkokoh semangat kebangsaan dalam konteks kebudayaan lokal.

Achmad Zaki menegaskan betapa pentingnya semangat berbudaya di kalangan generasi milenial agar tidak tergerus oleh arus modernisasi yang kuat di Aceh. Menurutnya, kita harus terus menjaga diri dari dampak kuatnya arus modernisasi yang masuk ke Indonesia, dan kesadaran akan hal ini merupakan benteng pertama yang perlu dibangun.

Pada akhir sesi ceramah, Achmad Zaki kembali menyoroti kekayaan budaya yang dimiliki Aceh dan bagaimana hal tersebut menjadi sumber jati diri bagi generasi muda Aceh dalam berbagai aspek, termasuk bidang hukum.

Muhammad Fadli Muslimin dan beberapa dosen lain di Program Studi Kajian Sastra & Budaya juga memberikan penghargaan yang besar atas partisipasi Achmad Zaki, M.A, dalam menyebarkan gagasan kebudayaan mengenai pentingnya penguatan jati diri bangsa melalui kebudayaan lokal.

The post Menginspirasi Kebangkitan Budaya: Achmad Zaki, Dosen ISBI Aceh, Memperkuat Jati Diri Bangsa Melalui Ceramah Kebudayaan appeared first on Institut Seni Budaya Indonesia Aceh.